-->

SMAN 1 Pamotan Belajar Kewirausahaan di Kampung Batik Lawehan Solo


www.sman1pamotan.sch.id - SMA Negeri 1 Pamotan melakukan studi banding kewirausahaan batik di kampung batik Laweyan Solo. Tepatnya di batik putra Laweyan para siswa belajar. 
Dengan didampingi para guru kewirausahaan, para siswa dengan aktif mengikuti proses pembelajaran kewirausahaan batik. Mereka mengikuti proses pembelajaran mulai dari penyiapan alat dan bahan batik, pemilihan motif batik, pengecapan dan canting, teknik pewarnaan, teknik nglorot, hingga pengemasan dan strategi pemasaran.

Kekhasan batik putra Laweyan adalah dengan pemilihan motif batik modern dan pewarnaan yang soft atau kalem. Penggunaan warna sogan tampak mendominasi.

Pada saat siswa SMA Pamotan berkunjung di putra batik Laweyan Solo, terdapat 3 karyawan yang melakukan pengecapan batik motif klasik yaitu motif Kawung. Selain dua pengecap, juga terdapat 2 karyawan yang mencanting lembar kain batik yang nantinya dijadikan produk pakai tulis khas Solo.

Putra batik Laweyan memiliki 1000 jenis motif batik cap. Setiap para pengunjung yang belajar di tempat adik ini didampingi oleh tim yang telah disiapkan.  Pengunjung mendapatkan materi perbandingan secara lengkap dan diperkenankan menggali informasi dengan diperlihatkan praktek langsung.

Terdapat dua hal penting yang menarik di industri batik putra Laweyan ini. Pertama adalah teknik pewarnaan. Ketua adalah teknik pengendalian limbah batik.

Jika pada umumnya beberapa industri batik menggunakan bahan pewarnaan habis pakai namun berbeda dengan industri batik Laweyan ini. Bahan dan media pewarnaan batik industri ini Ini digunakan berkali ulang. Cairan pewarnaan yang digunakan didaur ulang sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk pewarnaan berikutnya. Beberapa bejana kecil dan besar berderet  dan berjajar dengan isi berbagai macam cairan warna mulai dari warna biru, hijau, pink dan  coklat. Kenangan teknik daur ulang penggunaan cairan warna ini telah bermanfaat dalam mengefisiensi biaya produksi batik yang tidak mengurangi kualitas warnanya. Selain itu dengan teknik ini telah menjadi solusi pengendalian dan pengelolaan sampah atau cairan limbah batik.