-->

SMAPA Exploration at Batik Spirit of Java

SMAPA In Batik Area, Solo The Spirit Of Java

Rombongan Kelompok PKWU SMAPA ke Batik Putra Laweyan - Solo
(20/9/2019) Para siswa, wali kelas, guru mapel pkwu, dan beberapa guru lainnya melaksanakan perjalanan dalam rangka Study Banding ke Kampung Batik Laweyan Solo. Rombongan berangkat dari SMA Negeri 1 Pamotan pada pukul 03.37 WIB. Menggunakan bus Aalina Trans, by Falisha Trans Sluke ,Leran. Diawali dengan berdoa, bus mulai berjalan. 
Pukul 04.30 rombongan berhenti di salah satu masjid yg ada di desa jembangan, Pati. Pukul 04.47 perjalanan dilanjutkan. Tepat pukul 06.45 kami berhenti di SPBU kudus 
untuk sarapan. Pukul 7.30 sampai lagi di SPBU demak disini rombongan melakukan bersih²,dan ganti baju
Pukul 10.05 rombongan sampai di tujuan Kampung Batik Laweyan, Solo.
Salah satu tempat yang kami kunjungi adalah Industri Batik Putra Laweyan.
Batik yang diproduksi di Industri Batik Putra Laweyan ini terdiri dari Batik Tulis, Batik Cap, dan Batik Kolaborasi antara Tulis dan Cap. Ditempat ini juga melayani program belajar membatik untuk pengunjung. Beberapa proses pembuatan batik yang kami jumpai akan kami share di bawah ini, scroll untuk lebih lengkapnya ......
salah satu karyawan batik cap di Batik Putra Laweyan - Solo
*Proses Pembuatan*
Pertama, kami diperlihatkan proses menggambar motif batik (ngeblat) yang akan diproduksi. Tahap menggambar motif menggunakan meja khusus untuk menggambar . Desain meja tulis ini memiliki kemiringan sekitar 45 derajat dan dibawahnya terdapat lampu untuk penerangan. Kain yang digambar kali ini adalah kain katun prima yang biasa dibuat menjadi kemeja. Proses menggambar motif (ngeblat) memerlukan waktu kurang lebih satu minggu.
Karyawan bagian ngeblat atau penggambar motif dan meja ngeblat tampak samping
Meja khusus ngeblat tampak bawah
Kedua, Setelah melalui tahap menggambar motif (ngeblat), kain di canting. Proses penyantingan ini  bisa membutuhkan waktu lebih lama dari proses menggambar motif (ngeblat). Kurang lebih selama  1-4 bulan pengerjaan, itulah mengapa batik tulis lebih mahal daripada batik cap. Canting yang digunakan juga berbeda, kurang lebih ada 5 macam canting yg digunakan, mulai dari ukuran kecil untuk membuata titik, lalu ukuran tanggung untuk lowongan (pola),dan canting ukuran besar untuk menembok.
Bu Indarti dan teman-teman yang sedang mengamati proses penyantingan batik tulis
Proses penyantingan batik
Batik Tulis dengan Batik Cap ini memiliki perbedaan pada proses penyantingan saja. Apabila batik tulis ada yang menggunakan proses ngeblat dulu atau langsung canting, sedangkan batik cap langsung menggunakan canting cap. Jenis malam yang digunakan juga berbeda, malam yang digunakan untuk batik tulis biasanya berwarna coklat kekuningan, kalau batik cap biasanya menggunakan malam yang agak gelap warnanya. Uniknya lagi, malam yang digunakan untuk proses batik cap adalah malam racikan sendiri.  Racikan malam ini berasal dari sisa malam proses pelorodan yang menggumpal dan mengeras. Dengan sedikit campuran bahan pengeras seperti parafin, malam sisa tersebut sudah bisa digunakan lagi untuk bahan produksi.
malam yang digunakan untuk menyanting batik tulis
peralatan yang digunakan untuk menyanting
Kain batik yang sedang di cap
Proses pengecapan batik cap

Ketiga, proses pewarnaan. Dalam proses ini, kedua jenis batik menggunakan metode yang sama. Karena termasuk batik modern, maka pewarnaan untuk batik ini sendiri menggunakan warna yang lebih soft. Ada dua model pewarnaan, colet dan celup. untuk pencoletan perlu di celupkan ke waterglass agara warnanya terkunci dan tidak luntur, sedangkan yang lain hanya perlu di celupkan dalam air keras.
Timba yang digunakan untuk melarutkan warna tekstil
tempat pewarnaan kain batik 

Keempat, Proses Pelorodan. Pelorodan berasal dari kata Lorod dalam bahasa jawa yang artinya melepaskan. Proses pelorodan merupakan proses menghilangkan atau melepaskan malam dari kain. Caranya dengan merebus air bersih dalam wadah tampungan, tunggu hingga air mendidih, kemudian masukkan kain sambil diputar-putar, diangkat dan dicelupkan secara terus menerus hingga malam terlepas dari kain, dan selanjutnya kain di cuci bersih menggunakan air bersih lalu dijemur sampai kering.
Batik yang dijemur dan seseorang disampingnya
Setelah dari proses pembuatan, kami menuju ke Showroom tempat batik yang sudah jadi siap dijual. Ada macam-macam yang terpajang, mulai dari lembaran kain, kemeja, blouse, gamis, cinderamata  dan semua batik yang diproduksi.
Pak Basuki, Bu Indarti dan Bu Darmiati yang sedang memilih batik di Showroom untuk dijadikan oleh-oleh

beberapa kemeja dan cinderamata dari kain batik
Penulis : Aulia Risma Azzahra XI MIPA 2, SMA Negeri 1 Pamotan
Fotografer : M. Satrio Pratama XI IPS 3, SMA Negeri 1 Pamotan