-->

SANTRI INDONESIA


Penulis: Ni'mah Dzil Hasanah

Jangan bilang santri, Jika NKRI diserang kau hanya melihat tanpa ikut berjuang

Apa sih itu santri? Apa peran mereka? Apa manfaat menjadi santri? Tentu bagi kalangan masyarakat yang tidak begitu mengerti dengan adanya peringatan hari santri tanggal 22 Oktober yang diselenggarakan hampir seluruh indonesia akan bertanya-tanya kenapa hari santri diperingati??

Menurut pendapat saya, santri merupakan seseorang yang mencari ilmu di pesantren, sekolah umum, diniyah, tsanawiyah, ataupun aliyah. Mereka semua mendapat julukan santri tanpa memandang tua atau mudabya seseorang.

Santri dipandang oleh kalangan masyarakat sebagai seseorang yang terhormat, berakhlak mulia, dan luas dalam pengetahuan agamanya. Indonesia ini butuh yang namanya santri. Tanpa santri Indonesia tidak bisa berdiri kokoh seperti sekarang.

Kemerdekaan Indonesia dan menangnya dalam peperangan melawan kolonialisme karena doa para kyai dan ulama' pada zaman dahulu. Mengingat tentang perang yang ada di surabaya pada tanggal 10 November merupakan perang jihad antara para santri yang dipimpin oleh K.H Hasyim Asy'ari yang merupakan tokoh pendiri NU (nahdhotul ulama') melawan Belanda yang pada saat itu kembali datang ke Indonesia.

Dengan semangat dan Do'a yang dipanjatkan oleh para santri membuat mereka yakin bahwa Allah bersama mereka. Tidak ada yang mampu mengalahkan dasyatnya kekuatan do'a. Mereka terus melawan sekutu tanpa takut nyawa menjadi taruhannya. Karena jika mereka terbunuh dalam peperangan itu, maka mereka termasuk dalam golongan orang yang mati syahid. Selagi Allah bersama kita, hidup ataupun mati terus berjuang.

Melihat betapa kerasnya berjuang membela NKRI (negara kesatuan republik Indonesia) kita bisa menyimpulkan bahwa seorang santri tidak hanya berdiam diri di pondok pesantren untuk mengaji dan mendalami ilmu agama. Mereka juga akan berjuang bila NKRI diserang.

Namun, dunia semakin berkembang pesat. Teknologi semakin canggih. Banyak budaya barat yang masuk ke Indonesia menyebabkan berkurangnya akhlaq manusia. Tangan kosong yang seharusnya digunakan untuk memutar tasbih, sekarang digunakan untuk mengetik sebuah benda pipih. Disetiap waktu kosong, yang seharusnya bibir bergerak melantunkan kalam Illahi, kini digunakan untuk membaca pesan dari doi. Teknologi yang semakin canggih, membuat generasi muda tergiur ingin memegang dan memainkannya.

Sesungguhnya jika teknologi itu digunakan untuk hal yang baik dan bermanfaat maka akan sangat berguna bagi semua orang. Tidak akan ada tutur kata yang kasar, tingkah laku yang menyimpang, dan beberapa hal negatif lainnya.

Pada zaman dahulu, santri tidak mengenal apa itu handphone. Ditangannya hanya ada al-quran dan kitab kuning yang selalu mereka baca diwaktu luang. Kesopanan dalam tutur kata dan tingkah laku masih tercermin sangat jelas. Para santri sangat takut terhadap gurunya. Sedangkan perubahan zaman sekarang sangat membuat kita geleng-geleng kepala.

Dihari santri pada tanggal 22 Oktober 2019 saya berharap semoga para santri-santri Indonesia tetap mempertahankan iman dan akhlaqnya untuk menghadapi masa yang akan datang. Masa-masa dimana dunia semakin digrogoti oleh teknologi yang canggih. Wallohu a'lam

Penulis adalah Ni'mah Dzil Hasanah, siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Pamotan, nomor absen 19.