-->

Pesantren Roudhatul Falah Sidorejo

Pada waktu itu, rekan kami sedang bertanya tentang harapan beliau untuk kedepannya. "Apa harapan untuk kedepannya mengenai PONPES ini??" tanya rekan kami. Kemudian beliau menjawab, " Harapan saya semoga santri-santri yang sudah keluar dari PONPES Roudhotul Falah bisa memanfaatkan ilmunya untuk dirinya sendiri dan masyarakat sekitar."


www.sman1pamotan.sch.id - PENELITIAN SISWA,  Kami bertemu dengan putra dari Mbah Tamam yang berperan sebagai pengasuh Pondok Pesantren Roudhotul Falah Sidorejo, yang bernama  KH. HUMAM NAJJAH. Beliau menyampaikan banyak informasi tentang Pondok Roudhotul Falah, mulai dari awal berdiri sampai sekarang. Beliau menyampaikan bahwa Pesantren mempunyai keunikan tersendiri, yaitu secara tidak langsung diakui oleh semua kalangan masyarakat. Diantara contohnya ibarat berbagai karakter, genre, dan berbagai aliran bisa masuk ke dalam lingkungan pesantren.

Pondok Roudhotul Falah ini berdiri pada tahun 1964. Pendirinya saat itu adalah K.H. Tamamuddin Muji. Masyarakat sekitar biasa memanggilnya dengan sebutan Mbah Tamam. Mbah Tamam berasal dari Kajen, Pati. Kecamatannya ikut Margoyoso. Beliau asli Kajen dan lahir di Kajen. Sebelum mendirikan pondok disini, Mbah Tamam sendiri sudah pernah memiliki santri di Kajen. Sebagian santrinya ada yang ikut kesini untuk menghatamkan kitab.

Pada dasarnya, pendirian PONPES Roudhotul Falah ini bukan semata-mata atas keinginan beliau. Melainkan karena kondisi yang ada sehingga membuat PONPES ini berdiri kokoh di desa Sidorejo.

Pondok ini mempunyai kekhasan yang hampir sama dengan pondok-pondok lainnya. Yaitu mempunyai seragam pondok yang biasa digunakan untuk acara Pondok maupun di luar Pondok. Tujuannya untuk mempermudah pemantauan dan sebagai ciri khas.

Aturan yang diterapkan pada Pondok ini sesuai dengan keadaan (kondisonal). Setiapa ada aturan pasti ada yang melanggar. Termasuk aturan pada Pondok ini, sebaian santri ada yang melanggar aturan yang telah ditetapkan. Dan pengasuh Pondok ini hanya menegur dan menyikapi dihari mendatang. Contohnya : para santri kebanyakan tidur pada waktu kegiatan pondok berlangsung. Hal ini bisa dikatakan wajar, karena santri identik dengan kurabg tidur.

Adapun program kerja yang dilakukan oleh para santri diwaktu tertentu yaitu mengaji Al Qur'an, belajar ilmu tajwid, tafsir dan lainnya. Dan sebagian ada yang menghafalkan alquran atau takhfidz.

Kegiatan yang dilakukan secara rutin yaitu membaca Al-Quran. Tujuannya untuk mencetak santri agar pandai dalam membaca Al-Quran. Apalagi sebagai seorang muslim kita mengetahui bahwa rukun iman yang ketiga adalah iman kepada Al-Quran.

KH. Humam Najjah berkata "semoga santri-santri yang sudah keluar dari PONPES Roudhotul Falah bisa memanfaatkan ilmunya untuk dirinya sendiri dan masyarakat sekitar."

Penulis: Ahmad Fatkur Rozi, Chablur Rizqi Alif, Fatimatus Zahroh, Hikmatul Auladiyah, dan Ni'mah Dzil Hasanah. Penulis adalah siswa SMA Negeri 1 Pamotan jurusan IPS