-->

Reog Ponorogo Sari Langgeng Budoyo


www.sman1pamotan.sch.id - PENELITIAN SISWA, Kelompok yang kami identifikasi terbentuknya kelompok sosial dan permasalahannya adalah paguyuban Reog Ponorogo Sari Langgeng Budoyo, yang berlokasi di desa sumbergirang Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang Jawa Tengah Indonesia. Waktu berdiri kelompok sosial ini adalah Mulai sejak tahun 2003.Struktur dan keanggotaannya tidak ada atau tidak terstruktur karena semua telah di handle oleh Mbah Urip selaku pendiri paguyuban Reog Ponorogo Sari Langgeng Budoyo. Di sini Mbah Urip sendiri sebagai pencetus dan modal untuk membangun sanggar atau paguyuban Reog Ponorogo Sari Langgeng Budoyo sebesar 30 juta itu habis dari uang pribadi Mbah Urip sendiri dan tidak mendapat bantuan dari pihak luar.

Latar belakang untuk mendirikan paguyuban Reog Ponorogo Sari Langgeng Budoyo, dimulai sejak kecil Mbah Urip menyukai kesenian seperti Reog Ponorogo dan dia bercita-cita untuk mendirikan sanggar dan alhamdulillah cita-citanya tercapai yaitu mendirikan sanggar yang bernama Sari Langgeng Budoyo. Proses awal terbentuknya kelompok sosial paguyuban Reog Ponorogo Sari Langgeng Budoyo yaitu pada tahun 2003 atau pertama didirikannya pemain-pemain Reog Ponorogo masih teman dari Mbah Urip sendiri seperti tetangga teman dekat kerabat dan pemain dari kuda lumping masih berjenis kelamin lelaki bukan perempuan seperti sekarang.


anggota penari jhatilan paguyuban sari langgeng budaya

 Adapun simbol-simbol dari paguyuban Reog Ponorogo Sari Langgeng Budoyo ini adalah bendera-bendera nya yaitu gambar 2 kuda kepang atau au jaran kepang dan an-nur tuliskan nama nama paguyuban yaitu Sari Langgeng Budaya.Lambang dari gambar kuda kuda kepang atau jaran kepang itu merupakan bentuk keharmonisan antara dua penari atau dua kesenian yang saling kompak mengompaki.Selain itu penari-penari diambil bukan hanya daerah setempat atau daerah sekitar melainkan bisa luar Jawa bisa luar kota atau luar daerah.  Jika pemain Jaranan dulunya orang laki-laki sekarang dapat dimainkan oleh perempuan juga karena itu tidak berpengaruh terhadap jalannya tari atau kesenian.

Adapun kendala yang pernah dialami kelompok sosial paguyuban Sari Langgeng Budoyo seperti pemain tidak bisa datang secara tepat waktu dikarenakan rumahnya yang jauh atau ada kendala yang lain dan cara Mbah Urip untuk mengatasinya adalah dengan mengganti pemain yang tidak bisa datang dengan pemain yang ada adapun kegiatan unggulan yang pernah diikuti kelompok sosial ini yaitu mengikuti Festival Grebeg Suro di Ponorogo di setiap tahunnya dan 
mengikuti PIMF Fest 2019 yang mewakili Kota Solo di Ponorogo.

 Adapun harapan kedepan yang diharapkan bahwa Urip adalah agar paguyuban yang telah di bangun nya agak supaya dapat diteruskan oleh anak cucunya untuk meneruskan dan mengembangkan kesenian agar tidak terpacu atau berhenti pada periode Bahurekso sendiri. 
Juga dapat diteruskan oleh orang-orang yang memang minat dengan kesenian ini atau orang-orang yang ingin mengembangkan kesenian ini menjadi lebih berkembang lebih maju dan lebih modern.

Setelah cukup lama kita bertanya kepada mbah Urip akhirnya kita diperbolehkan untuk melihat beberapa koleksi yang dimiliki Mbah Urip di Sanggar Reog Ponorogo Sari Langgeng Budaya tersebut Kita di Perlihatkan koleksi dari yang paling kecil dan yang paling besar Adapun alat musik alat musik berupa gamelan yang dimiliki oleh sanggar tersebut.

Foto bersama Mbah Urip, Ketua Paguyuban Reog Ponorogo Sari Langgeng Budoyo

Foto ini diambil setelah kita melakukan pengamatan tentang beberapa koleksi-koleksi reog yang dimiliki Mbah Urip. Dan yang dipegang bak tersebut adalah merupakan genderuwo. Gendruwo merupakan reog yang banyak peminatnya atau banyak digunakan saat tampil.

Penulis: 
Ayu Safitri, Siti Nadifah, Epriwina Gini Nurrahma, Puput Hanifah, M Ijlal Faza A. Penulis adalah siswa XI IPS SMA Negeri 1 Pamotan.