-->

Kelompok Senam Johogunung Gayeng


www.sman1pamotan.sch.id - PENELITIAN SISWA, Puji syukur atas berkat tuhan yang maha esa, kami dapat bersatu padu dalam satu bangsa yang rukun dan senantiasa kita diberi kesehatan. Kami akan membahas sedikit mengenai kegiatan senam ,suatu kelompok senam dalam masyarakat, dan beberapa contoh senam.

Senam merupakan kegiatan olahraga dengan cara menggerakkan tubuh sesuai dengan irama musik, tujuan dari senam adalah guna untuk membugarkan jasmani dan memfreskan rohani kita ,senam juga merupakan terapi bagi tubuh kita yaitu guna untuk mekambatkan penuaan dini.

Sekarang jamannya sudah canggih ,hampir apapun bisa didapatkan melalui elektronik yang sudah meramak sangat canggih ,begitu pula minat masyarakat tentang kegiatan senam sangat tinggi, hal ini dilatarbelakangi efek samping dari kegiatan tersebut sendiri dan musik musik yang menghibur sehingga masyarakat sangat menikmati akan hal itu.

Senam sendiri kini sudah sangat berkembang dinegara indonesia bahkan belahan dunia ,ada aneka ragam senam yang terdapat di Indonesia mulai dari senam aerobik ,senam lantas, senam ibu hamil ,dan masih banyak lagi jenis senam di Indonesia. Kegiatan ini sangat berdampak positif dikalangan masyarakat baik secara pasif maupun aktif. Senam sendiri dapat dilakukan mulai dari anak kecil ,anak anak ,remaja ,orang dewasa bahkan sampai manula. Di Indonesia untuk organisasi senam sangat banyak sekali ,sehingga banyak masyarakat yang ikut merasakan akan manfaat senam sendiri.


Disini saya mengambil satu sempel saja,yaitu kelompok senam "JOHOGUNUNG GAYENG", Kelompok senam ini sudah berdiri sejak tahun  2013 sampai sekarang ,kelompok senam ini berdiri karena dilatar belakangi oleh antusias warga setempat artinya ada salah seorang warga yang mempunyai pemikiran untuk membuat suatu kelompok senam dan ternyata ide tersebut dapat ditangkap positif oleh masyarakat, maka dengan antusias warga setempat muncullah kelompok senam dengan nama "JOHOGUNUNG GAYENG".                      

Kelompok senam ini berada di desa Joho Gunung kec. Pancur, kab. Rembang. Kelompok senam ini dominan lebih mementingkan gotong royong, dana dari kelompok senam didapat dari kas masyarakat dan dari kepala desa yang antusias mengajukan proposal untuk pemerintah, masyarakat berpedoman "SENAM UNTUK DIRI SENDIRI DAN SEHAT YANG DIDAPAT AKAN DIMILIKI PERORANGAN". Hal ini mendorong semakin pesatnya peserta yang ikut serta dalam kegiatan ini .

Pendiri dari senam sendiri adalah "Ibu lurah dan kawan kawan". Ibu lurah berpandangan bahwa jika adanya senam ini dapat memicu perkembangan kesehatan masyarakat secara fisik maupun non fisiki .Untuk instruktur senam sendiri biasanya dipimpin oleh ibu" perangkat desa kadang kala juga masyrakat yang turut ingin meminpin,kenapa dari desa tidak mendatangkan instruktur senam? hal ini dikarenakan dana masyrakat yang tidak begitu banyak ,sehingga masyrakat mengambil sisi baiknya yaitu dengan cara antusiasi masyarakat yang akan tetap mengutamakan solidaritas.

Anggota dari senam ini kebanyakan dari masyarakat desa Johogunung sendiri, mulai dari anak anak, remaja, orang dewasa serta manula. Semua disatu padukan kecuali manula, mengapa demikiam? karena kelompok manula tidak sepenuhnya bisa mengikuti gerakan orang biasa. Hampir tiap bulannya kegiatan ini bertambah anggota mulai dari kanak kanak sampai manula, golongan manula sudah sangat merasakan betapa bermanfaatnya kegiatan ini bagi mereka, hal ini yang mendorong bertambahnya usia manula yang ikut berperan dalam kegiatan ini.

Kelompok senam ini juga mempunyai identitas tersendiri, salah satunya adalah seragam, untuk seragamnya ini juga memiliki lambang. Untuk pemakainnya seragam sendiri belum banyak masyarakat punya, sehingga untuk pembelian seragam tidak di wajibkan tetapi jika ingin membelinya juga akan di layani, sehingga masyarakat tidak terlalu terbebani jika ingin ikut kegiatan ini dikarenakan jika harus membayar seragam.

Untuk penyelengaraan senam ini di selenggarakan di tempat lapang. Misalnnya di lapangan Balai Desa dan tempat lapang lainnya. Hal ini disesuaikan dengan kondisi geografis masyarakat pegunungan. Tapi hal ini memutuskan semangat masyarakat dalam penyelenggaraan kegiatan ini, mereka berpikiran dimana ada tempat lapang dan layak pakai untuk kegiatan maka masyarakat akan menggunaknnaya untuk menyelenggarakan kegiatan tersebut. Hari penyelenggaraan senam dilakasanakan dihari minggu atau sabtu sore dikarenakan hari hari tersebut mulai liburnya masyarakat dari pekerjaannya.

Mengapa kegiatan senam di johogunung kini semakin maju? Hal ini dikarenakan dorongan dari masyarakatnya sendiri dengan berprinsip ''gotong royong ,kompak ,antusias dan mandiri''. Hal inilah yang menyebabkan kegiatan senam ini semakin maju dari tahun ke tahun.Penyebab maju lainnya adalah bantuan dari kepala desa yang turut mensuport kegiatan dan menyumbangkan sebagian dana tidak kalah banyak dari kas masyarakat.

Masyarakat berharap kegiatan ini kedepannya bisa berjalan dengan lancar dan bertambah maju lebih maju, untuk penerusnya lebih aktif lagi dan dapat saling pengertian satu sama lain, selain itu juga dapat bermanfaat bagi desa johogunung kedepannya dan berharap dibangunkan gedung khusus senam oleh pemerintah. Karena untuk menciptakan kegiatan ini tidak gampang melainkan butuh perjuangan yang sangat ekstra baik dari masyarakat maupun pengurusnya sendiri, secara garis besar senam ini merupakan senam yang terbentuk atau yang terbangun oleh antusiasi masyarakat.

Dari hasil contoh sempel senam "Johogunung gayeng " bahwa senam sendiri sangat bermanfaat bagi manusia. Senam itu sendiri sangat hebat karena terbentuknya senam tersebut karena antusiasi warga setempat dan dorongan dari kepala desa .            

Untuk kedepanya semoga kegiatan senam didesa johogunung berjalan dengan lancar dan tidak ada halangan baik internal maupun eksternal, disamping itu semoga juga bertambah banyak peserta yang ikut serta dalam kegiatan tersebut. Dan pemerintah memfasilitasinya dengan membuatkan gedung ataupun tempat lain untuk pemenyenggaraan senam ini. Dan semoga juga mendapatkan jalan yang berkah. Amin.







Penulis: Fani Roudhlotur Rosyada, Naili Sa'adatirrohmah, Sholikhul Huda, Muhammad Syahrul Feriyanto, Slamet Khoirul Anam, dan Muhammad Febriyansyah. Penulis adalah siswa kelas  XI IPS 5, SMA Negeri 1 Pamotan.