-->

Delapan Saudara Saling Membantu Keluarga Saat Pandemi


Tahun 2020, aku pikir ini akan jadi tahun yang lebih baik dari tahun sebelumnya. But apa yang kubayangkan tidak berjalan sama dengan kehendak Tuhan. Dunia dilanda bencana penyakit, yang membuat banyak korban berjatuhan, tidak kaya tidak miskin, pejabat maupun rakyat semua mempunyai kemungkinan bisa terjangkit virus ini, bahkan hingga saat ini detik ini vaksin untuk virus Corona belum juga ditemukan.

Virus Corona membuat dunia jadi kacau tidak terkecuali Indonesia. Sejak merebaknya virus ini Indonesia membatasi beberapa aktivitas masyarakat dan saya bersyukur Indonesia tidak menerapkan lockdown, bayangkan saja jika iya auto mati kelaparan di rumah. Tetapi tetap saja karena ada pembatasan jadi banyak dari pekerja yang mengalami kesulitan, karena kebanyakan dari penduduk Indonesia adalah pekerja harian.

Contoh dari keluarga saya, pertama perkenalkan saya adalah anak bungsu dari 8 bersaudara, dan saya adalah satu-satunya yang masih sekolah. Orang tua saya bekerja sebagai petani, but bapak saya juga seorang tukang kayu, karena kalau cuma bergantung pada hasil tani, bisa kesulitan memenuhi kebutuhan nanti. Pada hari-hari sebelum Corona datang  bapak saya bekerja seperti biasa dengan penghasilan sekitar Rp 1.500.000 per bulan. Dirumahku ada 5 orang termasuk bapakku terdiri aku kedua orangtuaku, kakak perempuan ku dan keponakan ku, tetapi kakakku sudah tidak jadi tanggung jawab bapakku karena dia sudah menikah dan suaminya merantau jadi dia hanya tinggal and kebutuhan nya udah ditanggung my kakak ipar. Tanggung jawab bapakku bukan hanya aku ama mamakku saja tapi ada juga 2 ekor sapi ( ibuke + anknya) and 4 ekor kambing. Biasanya bapakku membeli tebon( makanan sapi) dan membeli ramban ( makanan kambing), dan sejujurnya kebutuhan inilah yang lebih banyak. awokwok.

Keadaan sesudah Corona mampir di Indonesia, di desaku jarang ada yang bangun so bapakku gak bisa work. Cuaca  gak jelas, hasil panen jadi kurang. Pengeluaran keluargaku tidak begitu jelas karena keluarga ku gak punya akuntan.

Tetapi kira-kira (saya mengarang) sekitar Rp 50.000 perharinya. Dimasa ini sekolah ditutup so aku sekolahnya jadi daring, karena hal ini kuota jadi kebutuhan pokok yang tidak bisa diganggu gugat. Tetapi saya tidak memberatkan keluarga saya, karena saya setiap hari nya dapat uang Rp 10.000 dari uang jaga warung, dan untuk uang buku aku minta kakakku yang merantau untuk kirim uang, kakakku ada 3 dan 2 diantaranya belum nikah jadi aku porotin uangnya. Sebelumnya saya sudah kasih tahu, saya adalah delapan bersaudara dan saya adalah satu-satunya yang belum bekerja karena masih sekolah, saudara ² saya adalah orang yang baik, dimasa ini karena bapak saya gak kerja, saudara-saudara patungan uang untuk membantu  meringankan beban bapakku. Dimasa yang rawan ini semoga kita semua diberi kesehatan, Rizki dan kecukupan dari Yang Kuasa.

Jaga jarak, jaga hati
jangan sampai tersakiti
Karena hidup cuma sekali
Mohon agar dinikmati
 See you all **

(Keterangan foto: dalam foto tersebut adalah malaikat dan surgaku ia adalah ibuku, pada pagi hari kesehariannya adalah berladang dan ia adalah orang yang pekerja keras yang memiliki 8 anak yang  tumbuh dengan baik)

Penulis: Siti Zumro'ah (Siswa SMA Negeri 1 Pamotan, kelas XII IPS 5)