-->

JENIS FILM DOKUMENTER

www.smapamotan.com - Jenis Film Dokumenter, Secara umum, film dokumenter digolongkan menjadi 6 kategori, yakni: poetic, expository, observational, participatory, reflexive, performative (Bill Nichols, 2001 : 33-34; 102-138). Kesemua jenis dokumenter tersebut memiliki gaya, pendekatan dan karakteristik masing-masing. 

Poetic

Dokumenter jenis ini menekankan asosiasi visual, kualitas tonal atau ritmis, dan deskriptif. Menolak teks dan narasi untuk menerangkan atau menjelaskan adegan. Alur certa dibagun hanya berdasarkan gambar atau adegan yang dibuat secara puitis dan indah. Editing menjadi kunci penting dalam prosesnya. Contoh dokumenter jenis ini antara lain: The Bridge (1928); Song of Ceylon (1934); Listen to Britain (1941); Night and Fog (1955); Koyaanisqatsi (1983); dan Baraka (1992). 

Expository

Dokumenter jenis ini tergolong yang konvensional, sering digunakan dalam produksi dokumenter televisi. Film ini lebih menekankan pada narasi dan argumentasi logis. Narasi menjadi penting sebagai benang merah cerita, sementara narator adalah penutur tunggal—sering dijuluki sebagai voice of God. Contoh: The Plow That Broke the Plains (1936); Trance and Dance in Bali (1952); Spanish Earth (1937); Les Maîtres Fous (1955); dokumenter produksi History Channel, Discovery Channel dan BBC; Melawan Lupa (Metro TV); Indonesia Mengingat (TV One); dan Bab yang Hilang, Jalan Pedang (Kompas TV). 

Observational

Dokumenter jenis ini menekankan keterlibatan langsung dengan kehidupan subyek yang diamati dan menolak menggunakan narator. Fokusnya pada dialog antar subjek untuk membangun cerita dan dramatik. Sutradara berfungsi sebagai pengamat atau observator. Contoh: High School (1968); Salesman (1969); Primary (1960), The Netsilik Eskimo series (1967–1968); Soldier Girls (1980); Denok & Gareng (2012); The Act of Killing—Jagal (2012); The Look of Silence—Senyap (2014); dan Nokas (2016). 

Participatory

Dokumenter jenis ini menekankan interaksi antara pembuat film dan subyeknya. Sutradara berperan aktif dalam film, bukan sebagai observator tetapi menjadi partisipan. Interaksi dan komunikasi sutradara dengan subjeknya ditampilkan dalam film—in frame. Biasanya tidak hanya menampilkan adegan wawancara, namun sekaligus memperlihatkan bagaimana wawancara itu dilakukukan. Contoh: Chronicle of a Summer (1960); Solovky Power (1988); Shoah (1985); The Sorrow and the Pity (1970); Kurt and Courtney (1998); Bowling for Columbine (2002); dan Fahrenheit 9/11 (2003). 

Reflexive

Dokumenter jenis ini menekankan pada asumsi dan konvensi pembuat film dokumenter. Sutradara mencoba menggugah kesadaran penonton tentang konstruksi realitas pembuatan film itu sendiri. penuturan proses pembuata syuting film menjadi fokus utama, ketimbang menampilkan keberadaan subjek atau karakter dalam film. Contoh: The Man with a Movie Camera (1929); Land without Bread (1932); The Ax Fight (1971); The War Game (1966); dan Reassemblage (1982). 

Performative

Dokumenter jenis ini menekankan pada aspek subjektif atau ekspresif sutradara terhadap keterlibatan subyek dan respon penonton. Alur cerita atau plot lebih diperhatikan sehingga jenis ini cenderung mendekati film fiksi, karena lebih menonjolkan kemasan yang semenarik mungkin. Gaya dokumenter seperti ini juga sering disebut sebagai semi-dokumenter. Contoh: Unfinished Diary (1983); History and Memory (1991); The Act of Seeing with One’s Own Eyes (1971); The Thin Blue Line (1988); dan Tongues Untied (1989).

Sumber tulisan: Ratmanto, A. (2018). Beyond The Historiography: Film Dokumenter Sejarah Sebagai Alternatif Historiografi di Indonesia. SASDAYA: Gadjah Mada Journal of Humanities2(2), 405-414.