-->

Dan akhirnya sampai lah kita di Desa Dadapan

 

22-02-2023

~ Cerita Asal Mula Pembelajaran

       Cerita pembelajaran ini semula, asal muasalnya dimulai dari penugasan mengunjungi kandang ternak kambing. Saat itu, serasa penugasan tanpa arah bercampur tanpa kejelasan. Bagaimana mungkin, kami siswa SMA kelas 12 jurusan IPS, harus ke kandang kambing. Bayangan kami, kunjungan arah anak SMA itu yang di tempat wisata, mall, atau semacam Cafe. 

     Tidak lama kemudian terbentuklah 7 kelompok yang akan berkunjung di kandang kambing. Tiap-tiap kelompok rata-rata beranggota 5 siswa. Di ruang kelas XII IPS 4 kelas yang berada di lantai 2 yang tidak memiliki taman itu, kami dibekali deretan pertanyaan oleh guru sosiologi. Saat menyampaikan daftar pertanyaan kunjungan, guru kami terkesan tidak siap. Acap kali daftar pertanyaan itu terhenti diucapkan seraya pandangan matanya menyapu di segala penjuru sudut ruang kelas. Acap kali pula, proses mencatat warga kelas terhenti, sembari menunggu kisi pertanyaan yang disampaikan guru kami. 

     Terkesan pelan namun pasti. Dengan didominasi guyonan deretan kisi pertanyaan untuk bekal kunjungan hampir jadi. Inilah deretan kisi untuk wawancara dengan peternak yang nantinya akan kami kunjungi: asal muasal memelihara kambing, cara memilih bibit kambing yang baik, cara memandikan kambing, mengidentifikasi saat kambing bunting, cara teknik persalinan kambing, bentuk kandang, bahan material kandang, cara membuat kandang, cara membersihkan kandang, jenis rambat dan, dimana mencari rambanan, jenis Prambanan yang tidak boleh dimakan, teknik budidaya rambanan dll

     Pertemuan berikutnya setiap siswa mendapatkan bibit rambanan. Dari sinilah, sedikit demi sedikit kami mulai menangkap kejelasan penugasan yang tanpa arah itu. Kita diberi bibit rambanan, jenisnya ada bibit petai, bibit turi dll. Dan kita juga diberi polybag. Kemudian kita diberitahu oleh guru sosiologi kita yaitu Bapak Suhadi, bagaimana cara menanam dan merawat bibit tersebut dengan baik dan benar. Nah, tugas saya dan teman-teman menanam bibit-bibit tersebut di rumah, dan diberi waktu 2-3 minggu ke depan, bibit tersebut harus dibawa ke sekolah, tepatnya di depan Ruang Pamer. 

      Selang beberapa hari, saya dan teman kelompok saya pergi ke Desa Langkir untuk berkunjung  di Kandang Kambing salah satu rumah warga. Saya dan teman-teman pergi ke sana pada pukul 14.00 wib. Kita berkunjung di rumah salah satu warga di Desa Langkir yang bernama Ibu Nur Siyah

       Saat kita sampai di rumah Ibu Nur Siyah. Kita disambut hangat oleh beliau, kemudian kita memberi tahu atas kedatangan kita di rumah Ibu Nur Siyah. Setelah itu Ibu Nur Siyah,membawa kami ke belakang rumah untuk melihat kambing-kambing yang dimiliki oleh beliau. 

   

Fotografer by Nia
Kondisi kandang kambing
 

  Dan ternyata kambing yang dimiliki oleh Ibu Nur Siyah dan Bpk Jaelani sangat banyak, kambing tersebut ternyata ada 12 kambing dewasa dan 4 kambing yang masih kecil. Kambing-kambing tersebut dibuatkan kandang panggung, dan tempat makanannya dibuatkan tempat berbentuk persegi panjang. Saat kita ke sana, kambing di beri pakan petai, yaitu salah satu jenis rambanan yang banyak disukai oleh kambing. 

   

Fotografer by Nia
Suasana saat kita melihat dan menganalisis kunjungan di kandang kambing

  Dan tidak lupa kita mengabadikan kejadian tersebut dengan video ataupun foto-foto untuk nantinya di dokumentasikan tugas kelompok. Kemudian kita menuju ke Ruang tamu untuk mewawancarai Ibu Nur tentang seluk-beluk dalam memelihara kambing.  Kemudian pada pukul 15.10 wib kita selesai mewawancarai beliau, setelah itu kita berpamitan dengan Ibu Nur

                        Videographer by Nia

            Suasana dikandang kambing yang dimiliki oleh Ibu Nur Siyah dan Bpk Jaelani di Desa Langkir

   Selang beberapa minggu, kita di suruh oleh Bpk suhadi untuk mengumpulkan bibit-bibit yang telah diberikan, agar dikumpulkan di sekolah tepatnya di depan Ruang Pamer. Pada pukul 06.57 wib saya mengumpulkan bibit rambanan yang telah saya tanam dalam beberapa minggu ke belakang. Bibit yang saya kumpulkan, alhamdulillah bagus dan sehat karena berkat diberi pengarahan oleh Bpk Suhadi selama saya tanam bibit. 

      Namun, studi Rambanan dibatalkan oleh Bpk Suhadi karena ada kendala dalam pembelajaran Studi Rambanan. Kemudian pembelajaran di alihkan ke Perencanaan Pemberdayaan Alpukat di Desa Dadapan. Dibatalkan pembelajaran dari studi rambahan ke Perencanaan pemberdayaan alpukat di Desa Dadapan, membuat kita terkejut karena tidak ada alasan yang disampaikan oleh Bpk Suhadi dari pembatalan pembelajaran yang telah dilakukan. 

      Tetapi menurut pendapat saya, dari pembatalan pembelajaran tersebut adalah salah satu strategi yang dibuat oleh guru sosiologi kami yaitu Bpk Suhadi, agar siswa-siswi dapat bertanggung jawab dan lebih menguasai tehnik dalam menanam bibit, yang telah dipelajari dan dipraktekkan di sekolah maupun di rumah. 

~ Perencanaan Pemberdayaan Alpukat di Desa Dadapan

        Diawal pembelajaran perencanaan Pemberdayaan Alpukat di Desa Dadapan yaitu kembali di beri materi baru oleh Bpk Suhadi selaku guru Sosiologi kami. Pertama kita dikirim link website, yang isinya tentang Tahapan Pemberdayaan Komunitas di Desa Dadapan. 

      Kemudian kita disuruh membuat kelompok baru, yang beranggotakan ada 7-10 siswa didalam satu kelompok. Setelah itu kita di beri tugas untuk mencari potensi-potensi yang cocok untuk di Desa Dadapan. Lalu merumuskan beberapa tahapan untuk nantinya membuat makalah. 

      Waktu pengerjaan sekitar 2 minggu hatus selesai, maka tugas dikerjakan bersama-sama dan ada juga yang bertugas yang lain agar tugas cepat selesai. Dan beberapa hari kemudian rumusan makalah sudah selesai, lalu kita kirim ke WA Bpk Suhadi untuk di revisi. 

     Lalu setelah direvisi, makalah kelompok saya ada sedikit yang harus diperbaiki, kemudian hari berikutnya makalah kita perbaiki dan setelah itu kami print di Ruang Pamer. Namun kertas yang ada di Ruang Pamer habis, maka makalah kami print di salah satu toko fotokopi yang ada di Jombok. 

~ Persiapan Yang Harus Dibawa Oleh Tiap Kelompok Ke Desa Dadapan

      Pada hari sabtu kita kelas XII Ips, kita di suruh oleh Bpk Suhadi, membawa peralatan dan bahan-bahan yang harus dipersiapkan yang nantinya di kumpulkan pada hari Senin. Peralatan/bahan yang dikumpulkan yaitu bibit alpukat/bibit jagung, bambu, plastik, makalah. Sebelum itu, kita juga harus mempersiapkan uang transportasi masing-masing siswa membayar 20k yang nantinya di kumpulkan di Bendahara kelas masing-masing. Yang nantinya uang tersebut di kelola oleh kelas masing-masing. 

    Dan pada hari senin kita mengumpulkan peralatan/bahan-bahan yang ditugaskan untuk dikumpulkan pada hari tersebut untuk nantinya mendapatkan penilaian oleh Bpk Suhadi dan Ibu Indarti. Kemudian kelompok yang masih ada yang kurang dalam tugas pengumpulan  tersebut maka nilai yang didapat oleh kelompok tersebut hanya sedikit. Tetapi, pada hari selasa semua peralatan/bahan-bahan setiap kelompok harus lengkap semuanya. 

~ Persiapan Pergi Ke Desa Dadapan

        Pada pukul 07.15 wib, kita dari kelas XII Ips disuruh berkumpul didekat Aula Sekolah SMA N 1 Pamotan. Kemudian dalam apel tersebut di pimpin oleh Bpk Suhadi dan Ibu Indarti. Lalu kita diberi pembekalan yang sangat bermanfaat nantinya di saat sudah sampai di Desa Dadapan. Selain dalam pembekalan Bpk Suhadi dan Ibu Indarti juga mengecek kembali peralatan/bahan-bahan yang nantinya akan di bawa ke Desa Dadapan. Setelah semua selesai kita berdoa bersama-sama agar nantinya di saat perjalanan hingga pulang berjalan dengan lancar. 

      Dan pada pukul 07.45 wib, kita berangkat ke Desa Dadapan dengan bis, yang telah dipersiapkan oleh masing-masing kelas. Saya duduk di depan bersama bersama seorang teman saya, dan sebelah saya adalah sopir bis. 

      Setelah beberapa menit kemudian, bis kita sampai di Pasar Sapi Pamotan, disana sedikit macet, karena ada salah satu truk yang ingin roboh di tengah-tengah jalan, disebabkan bannya terperosok disalah satu lobang jalan yang lumayan dalam, hingga truk tersebut tidak bisa berjalan. 

      Untungnya disana ada Bapak Polisi yang mengamankan kejadian tersebut, sehingga kemacetan tidak terjadi sangat lama. Setelah beberapa menit, bis saya tumpangi bisa berjalan dengan lancar tanpa macet. Dalam bis, saya melihat berbagai suasana yang ada di jalan raya maupun di perkampungan. 

      Dan pada pukul 08.20 wib, saya dan teman-teman sampai di Desa Dadapan. Namun bis yang saya tumpangi dan bis kelas lainnya malah menurunkan kita di Pagar Pelangi. Yang tempat tersebut adalah tempat belum sampai nya yang kita tuju dalam melakukan penanaman bibit alpukat. 

     Lalu terpaksa, saya dan teman-teman lainnya berjalan mendaki dataran tinggi dan dengan membawa tas, benih, bambu dan peralatan lainnya menuju tempat yang dituju untuk menanam bibit alpukat di daerah dataran tinggi tersebut. 

     Dalam perjalanan menuju tempat yang dituju, diperjalanan kita melihat ada buah rambutan yang banya, buah kelapa, dan ada masjid yang besar disana. 

      Setelah beberapa mendaki dengan barang bawaan kita sampai di tempat tujuan. Disana saya dan teman-teman melihat hamparan sawah dan gunung-gunung yang ada disebelah timur kita. 

Fotografer by kak Mul
Suasana saat berkumpul bersama di bawah tratak yang telah di sediakan oleh panitia dan pemuda komunitas

    Dalam pertama sampai disana kami melihat ada truk yang mengangkut sound sistem dan tratak. Saya kira ada acara hajatan di sana, namun itu semua adalah salah satu penyambutan kepada kita dari SMA N 1 Pamotan yang di sambut dengan meriah oleh Kepala Desa Dadapan dan kakak-kakak Komunitas disana. 

      Selang beberapa menit, kita disuruh untuk duduk di bawah tratak yang telah digelar tikar, lalu kita duduk disana. Setelah itu ada penyambutan yang dilakukan oleh Ibu Nur dan juga Bpk Suhadi. Yang menjelaskan kegiatan-kegiatan yang nantinya akan dilakukan oleh para siswa dan dibantu kelompok Komunitas disana. 

       Setelah itu Kepala Sekolah SMA N 1 Pamotan yaitu Bpk Soepartono memberi informasi untuk kita dan menjelaskan beberapa potensi yang ada di Desa Dadapan yang nantinya akan menjadi salah satu hasil kerja pemuda-pemudi yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar. 

    Kemudian ada penyambutan dari Kepala Desa Dadapan yaitu Bpk Zuber Usman. Beliau menjelaskan potensi-potensi yang dimiliki Desa Dadapan. Dan beliau juga mengucapkan terimakasih kepada SMA N 1 Pamotan yang telah berkunjung ke Desa Dadapan. Dan memberi hadiah sederhana yang sangat bermanfaat nantinya untuk Desa Dadapan. 

  

Fotografer by Ngatmiati
Foto saat penyerahan bibit oleh siswa SMA N1 Pamotan kepada Kepala Desa Desa Dadapan

    Lalu ada acara pemberian hadiah bibit Alpukat dari SMA N 1 Pamotan yang diwakilkan oleh Bpk Soepartono selaku Kepala Sekolah dan ada juga teman saya yang bernama Niswa dan Daffa. Setelah penyerahan bibit Alpukat, maka kita disuruh untuk membawa bambu 5 buah, dan menuju ke tempat penanaman bibit alpukat. 

     Sebelumnya kita disuruh untuk mencari teman kelompok maksimal 5 siswa. Kemudian kita mengambil pupuk, yang nantinya akan digunakan memupuk tanaman alpukat. Setelah mengambil pupuk kita mengambil bibit alpukat yang telah diambil oleh salah satu kakak dari komunitas disana. 

      Setelah itu kita mencari tempat yang telah dibuat oleh kakak-kakak komunitas untuk menanam bibit alpukat. Kemudian kita mencangkul bagian tengah sedikit, karena bibit alpukat masih kecil. Kalau mencangkulnya terlalu dalam maka bibit alpukat bisa mati. 


                                By Nia
Video saat menanam bibit alpukat di Desa Dadapan bersama anggota kelompok dan kakak dari komunitas di sana. 

   Lalu saya dan anggota kelompok menanam bibit alpukat tersebut dengan baik. Sesuai panduan yang telah diberi oleh kakak dari Komunitas dan juga Bpk suhadi. Berikut tahap-tahapan menanam bibit alpukat: Pertama memberi pupuk sekam padi yang telah dibakar sebelumnya. Lalu bibit kita taruh dengan pelan-pelan, diteruskan dengan memberi tanah dari samping sisi-sisinya. Setelah semua selesai kita beri lagi pupuk sekam padi. 

       Setelah menanam, kita disuruh untuk membuat pengaman dari plastik, yang bertujuan untuk melindungi bibit alpukat dari panas, hujan,ataupun hewan. Lalu saya dan teman kelompok saya membuatnya dengan bahan-bahan plastik dan bambu yang telah kita bawa tadi. 

       Setelah penanaman bibit pertama selesai, maka kita menanam kembali bibit alpukat. Penanaman bibit alpukat seperti yang kita lakukan pada saat awal tadi kita menanam bibit alpukat.

      Dari penanaman bibit alpukat saya tahu beberapa ilmu yang saya dapat yaitu bibit alpukat tidak boleh terkena air terlalu lama karena bisa mengakibatkan bibit alpukat busuk. Dan jarak penanaman bibit alpukat harus diukur, jadi tidak sembarangan menanam bibit alpukat, jarak yang digunakan yaitu berjarak 7m dari bibit alpukat yang lain. 

  

Fotografer by Faid 
Foto bersama kakak komunitas di Desa Dadapan, dengan backgroundnya yang sangat indah

   Setelah menanam bibit alpukat kita berfoto bersama-sama. Dan ada juga kakak dari komunitas yang juga bergabung foto bersama kita. Dengan backgroundnya yang indah yaitu ada gunung dan sawah yang dibuat berundak yang ada dibelakang kami. Kemudian saya dan teman-teman kelompok saya cuci tangan di aliran sawah. Aliran sawah disana sangat jernih dan airnya juga banyak. Pantas tanah disana sangat subur. 

    Lalu kita kembali kebawah, dan kita diberi minuman teh hangat dan juga ada air mineral disana, jadi kita bisa memilih. Kemudian saya kembali ke tempat peristirahatan yaitu dibawah tratak bersama teman-teman lainnya. Dan disana kita makan bersama-sama. Saya dan teman saya juga berbagi makanan satu dengan yang lainnya. 

   

                          By Ngatmiati
  Suasana saat makan bersama-sama dengan membagi antar makanan satu dengan yang lain. Hal tersebut menjadi salah satu kenangan yang berharga buat kami.

   Setelah makan bersama, saya dan teman saya membeli pentol yang ada disana. Lalu tidak berselang lama ada hiburan menyanyi yang dilakukan oleh para siswi SMA N 1 Pamotan untuk menghibur di acara tersebut. Saya dan teman-teman sangat menikmati acara tersebut dengan senang. 

      Beberapa menit kemudian ada kegiatan jawab pertanyaan dari kakak-kakak komunitas, yang membahas tentang masalah/potensi-potensi yang ada di Desa Dadapan. 

        Kemudian di ujung acara, kita berdoa bersama. Setelah itu kita berjalan kebawah sekitar 100m untuk menuju ke bis kelas masing-masing. Lalu kita pulang bersama-sama. Saat pulang kita lewat arah Desa Kalitengah. 

        Diperjalanan ada beberapa kendala, misalnya ada persimpangan dengan truk. Karena jalannya sempit maka salah satu kendaraan harus berhenti/mengalah. Tidak hanya itu kondisi jalan juga lumayan buruk. Jalan disana juga berbelok-belok jadi kita didalam bis juga agak takut ketika melihat sisi jalan kita adalah jurang. 

        Dan beberapa menit kemudian, ketika kita di atas gunung, hujan pun mulai turun. Langit pun mulai gelap, karena hujan semakin deras. Disepanjang jalanan juga terlihat sangat licin, terlebih lagi jalannya menanjak dan juga berkelok-kelok. 

       Namun didalam bis saya dan teman-teman juga mendongeng agar diperjalanan tidak bosan dan juga tegang karena jalannya disana. Selang beberapa waktu kita sampai di Desa Sumberagung, setelah sampai disana hujan mulai berangsur-angsur reda. 

       Dan akhirnya sampai lah kita di Sekolah SMA N 1 Pamotan. Perasaan kita saat sampai sangat senang, karena acara berjalan dengan lancar dan diperjalanan alhamdulillah tidak terjadi yang tidak diinginkan. Lalu kita bersama-sama turun bis, sebelum itu saya dan salah satu teman saya membayar ongkos bis yang telah kita pesan. 

       Setelah membayar ongkos bis, maka kita menuju ke parkiran untuk ambil motor dan kemudian pulang ke rumah. Dan akhirnya perjalanan satu hari kegiatan di Desa Dadapan sudah selesai. Ada banyak ilmu yang kita dapatkan dari sana. 

sumber: https://ngatmiati.blogspot.com/2023/01/pemberdayaan-komunitas.html