-->

Jagung dan Pengaruhnya Dalam Keseharian Kita


www.smapamotan.com - Jagung dan Pengaruhnya Dalam Keseharian Kita, Jagung merupakan bahan pangan alternatif yang dapat dibudidaya di ladang dan dijualbelikan di pasar. Pengaruh jagung terhadap keseharian masyarakat dapat dilihat dengan banyaknya kuliner berbahan jagung. Kesetiaan jagung telah lama menemani kita dalam pagelaran ragam tradisi mulai dari perayaan mitoni hingga alat hitung dalam ritual doa. Dan di era kekinian, jagung menjadi mutiara yang diburu para peternak hingga produsen jajanan. Inilah sekelumit pembahasan tentang jagung yang telah memberi warna dalam keseharian kita.

Pangan alternatif ini terkait erat dengan suku Indian. Diperkirakan, jagung telah menjadi bahan makanan sejak 10.000 tahun yang lalu. Dengan proses persilangannya yang alamiah, menjadikan jagung tidak lagi dapat hidup secara liar di habitat hutan seperti dahulu. Hingga kini, diperkirakan terdapat 50.000 varietas jagung. 

Berdasar catatan, keberadaan jagung di Nusantara ada sangkut pautnya dengan Portugis. Bibit jagung dikenalkan pertama kali di NTT dan Madura sebagai penguatan bahan pangan di lahan yang kering. Jadi tidak aneh jika jagung di Lembata dan Sambang menjadi makanan pokok dan menghiasi pegelaran ritual masyarakat. Senada dengan hal tersebut, juga terjadi di Brebes Jawa Tengah, nasi jagung telah menjadi hidangan wajib saat menggelar ritual Ngasa dan ritual Ngangsu Banyu Kahuripan di Mojokerto. Ritual Ngasa yaitu mencicipi hidangan nasi jagung saat sedekah gunung. Sedangkan ritual Ngangsu Banyu Kahuripan yaitu hidangan tumpeng dengan menggunakan nasi jagung. Walaupun demikian, petanilah yang menjadi Pemulia dan pemegang kunci budidayanya.

Klasifikasi Tanaman Jagung

Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Class : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Familia : Poaceae
>Genus : Zea<
Spesies : Zea mays L.

Pada saat ini tanggapan masyarakat terhadap jagung berangsur berubah. Jenis pangan alternatif yang dikenal tidak bergengsi ini, semakin diminati dengan alasan kesehatan. Menyusul kemudian adalah aneka jajanan, es krim, yogurt, dan puding  yang dikemas menarik, juga berbahan dari jagung. 

Bahan pangan yang memiliki rerata jumlah daun 12 helai dengan panjang daun 86,59 cm ini juga semakin marak dibudidaya. Para peternak menyulab daun dan batang jagung menjadi silase dan olahan pakan fermentasi yang bergizi tinggi. Tidak hanya daging ternak yang berlimpah, dengan pakan tebon jagung, peternak susu juga meraup untung tinggi.

Pemulia tanaman cukup dimanja soal budidaya jagung. Dengan sentuhan sederhana hingga teknologi tinggi, rata-rata tanaman jagung dapat tumbuh dan panen. Penyediaan area tanampun tidak rumit, sediakan lahan dengan sinaran matahari yang cukup dan ketersediaan air saat awal tumbuh, dijamin lebat pohonnya. Bagi yang ingin menekuni budidaya jagung dengan ideal, Pemerintah melalui Dinas Pertanian juga telah memberi panduan dan model perihal tentang teknologi budidaya berkelanjutan, dijamin hasil jagung berkualitas. 

Saat ini jagung tidak hanya menjadi komoditi unik dari kelompok sosial tertentu saja, tetapi jagung telah merambah pada kehidupan bangsa-bangsa. Keadaan tersebut telah mempengaruhi harga pipilan jagung daerah yang dipengaruhi pasar internasional. Jagung dengan umur panen cukup dan tindakan pemupukan yang tepat,  akan menentukan kualitas biji jagung.  

Dalam upaya meningkatkan nilai tambah, masyarakat cukup familiar dengan masakan berbahan jagung. Sebut saja bakwan jagung, lepet jagung, sayur jagung, tumis jagung, sub jagung, kue jagung, bolu jagung, puding jagung, bubur jagung, hingga produk olahan jagung bercitarasa mengglobal yaitu popcorn rasa rumput laut. Dengan diversifikasi olahan jagung ini telah menjadi penanda masifnya strategi mempertahankan keberadaan bahan pangan alternatif ini. 

Selain aneka masakan berbahan jagung, terdapat camilan legendaris berbagan jagung yaitu marning atau jambudin. Marning yaitu jenis camilan dari pipilan jagung yang digoreng dengan pasir di atas tungku. Camilan ini masih bertahan hingga sekarang seiring dengan gempuran camilan modern. Seiring dengan perkembangan waktu, camilan ini digoreng dengan minyak dan tambahan aneka rasa. Entah apa pemikatnya, camilan purba ini kerap berjejer dengan jajanan modern di saat hari raya tiba. 

Dalam ritual masyarakat Jawa, jagung menempati posisi penting,  baik dalam posisi menjadi jajanan ritual, juga menjadi alat hitung dalam melafalkan doa ritual. Posisi jagung dalam jajanan ritual dapat ditemui pada masyarakat Pati Jawa Tengah bagian selatan, dimana salah satu jajanan perayaan mitoni adalah marning jagung. Jajanan ini dimaknai agar kelak, anak yang sedang dikandung  sang ibu, memiliki  banyak rezeki seperti jumlah limpahan pipilan jagung. Marning jagung dimasukkan dalam kotak nasi berkat yang siap dibagi-bagikan kepada tamu kondangan mitoni. Hingga sekarang jajanan ritual mitoni ini masih dapat ditemui sebagai ekspresi dalam meneruskan warisan leluhur. 

Posisi jagung juga penting dalam kehadirannya saat  pelafalan doa untuk anggota keluarga yang sedang naik haji.  Biasanya tuan rumah pemilik hajat menyiapkan pipilan jagung sejumlah 4444 butir. Butiran jagung tersebut  digunakan untuk alat menghitung doa yang dilafalkan sebagai pengganti tasbih. Secara teknis,  jagung yang telah terhitung diletakkan ditengah-tengah  tamu kondangan. Dari setiap tamu kondangan yang hadir dipersilahkan mengambil  jagung yang ada ditengah. Adapun doa yang dilantumkan adalah sholawat  Nariyah. 

Setiap tamu kondangan membaca sholawat nariyah, yang bersangkutan menandai dengan sebutir jagung. Ketika butiran jagung ditengah kelompok telah habis, maka selesailah ritual pembacaan doa sholawat nariyah sejumlah 4444 kali itu. Menurut keyakinan kelompok pengikut pelantum doa sholawat nariyah, butiran jagung tidak diperkenankan untuk pakan ternak secara langsung. Butiran jagung segera dilempar diatas genting yang secara tidak sengaja menjadi pakan burung  dan ternak dikeesoakan harinya. Ritual baca doa dengan alat hitung butir jagung dilakukan setiap malam weton anggota keluarga yang sedang menjalankan ibadah haji. 

Begitu pentingnya posisi jagung dalam keseharian, Pemulia jagung biasanya menaruh hasil panen diatas selogoran blandar pawon. Teknik pengasapan ini digunakan untuk model pengawetan  jagung agar tidak dimakan kumbang bubuk (Sitophilus Zeamais Motsch). Sehingga jagung dalam keadaan awet ketika akan dimasak dan digunakan bibit saat memasuki musim labuh. 

Dalam keseharian, kita masih dapat menemukan dengan mudah menu nasi jagung (sego jagung) di pasar-pasar tradisional. Sego jagung juga telah menjadi hidangan kekinian yang kerap diburu banyak orang. Menu sego jagung biasanya dinikmati untuk hidangan sarapan. Biasanya sego jagung dijajakan dengan menu pelengkap urab gudangan dengan lauk ikan asin, ayam, dan rempeyek yang menjadi menu nostalgia sepanjang masa. 

Berdasarkan ulasan di atas, dapat disimpulkan bahwa jagung terbukti masih lekat pengaruhnya dalam keseharian kita. 

Penulis: Suhadi
Editor: Indarti PN
Penyelaras: Mulyadi
Fotografer: Tristania Silvika